Namun tidak demikian dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih, beliau mempunyai pandangan lain tentang jaran kepang atau jatilan ini, dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) dan pengurus organisasi seni dan budaya tradisional Kabupaten Kebumen yang bertempat di Padepokan Sehat Medika Kelurahan Jatilujur Kecamatan Karanganyar Kebumen kemarin Rabu 12 September 2012.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Rustriningsih mengatakan, kesenian rakyat seperti jaran kepang atau jathilan maupun kesenian lain merupakan warisan budaya bangsa yang adiluhung. Oleh karena itu menjadi tantangan pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkannya.Apapun istilahnya, kuda lumping, jaran kepang, jathilan, ebleg, ebeg, imbuh Rustri, merupakan seni tradisional yang harus dikembangkan. Dia menilai kesenian itu tidak sekadar dilihat dari aspek budaya semata, namun juga mesti dikembangkan menjadi sebuah tontonan yang menarik. "Seperti dari sisi penampilan karena terkadang kostum yang dipakai kurang mendapat perhatian karena ketiadaan dana," ujar Rustri.
Pernah suatu saat berkunjung ke suatu daerah, imbuhnya, dia disambut atraksi seni jaran kepang yang para pemainnya memakai kostum seadanya. Bahkan kostum barongannya, sudah banyak yang robek.
Meski prihatin Rustri mengaku tidak menyinggung penampilan apa adanya dari aksi jaran kepang yang ditampilkan, apalagi menunjukkan kemarahan. Namun dia justru merasa prihatin kepala daerah tenang-tenang saja melihat kondisi seperti itu. "Begitu acara selesai, saya mengusahakan bagaimana agar jaran kepang itu bisa tampil lebih menarik," imbuh Rustri yang disambut tepuk tangan semua yang hadir.
0 komentar:
Posting Komentar